Jumat, 21 Mei 2010

Manusia dan Kebudayaan

Manusia Dan Kebudayaan

A.Manusia

Manusia terdiri atas beberapa unsur yang membangun dirinya menjadi seorang manusia. Terdapat 2 pandangan yang dapat menjelaskan mengenai unsur-unsur ini yakni:

1. Manusia terdiri dari empat unsur yakni :

a. Jasad : wujud kasar manusia yang tampak , dapat diraba dan dilihat, serta menempati ruang dan waktu.

b. Hayat : unsur kehidupan, ditandai dengan gerak

c. Roh : bimbingan dan pimpinan Tuhan dimana bekerja secara spiritual dan merupakan suatu kemampuan mencipta secara konseptual.

d. Nafs : kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :

a. Id : merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious).

b. Ego : merupakan bagian atau struktur kepribadian yang berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.

c. Superego : merupakan struktur kepribadian yang paling akhir dimana merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima ego dari sejumlah sumber yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri.

B. Hakekat Manusia

a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan utuh.

Tubuh manusia adalah wujud nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasa namun tidak abadi. Jiwa terdapat dalam tubuh, bersifat abstrak, tidak dapat dilihat, diraba maupun dirasa tetapi bersifat abadi.

b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya

Sempurna karena memiliki akal, perasaan ,dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Dengan akal, manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kehendak, manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan. Dengan perasaan kita mampu menciptakan seni, dimana perasaan terbagi dua yang terdiri dari perasaan inderawi yang dirasakan oleh pancaindera dan perasaan rohani yang terdiri dari :

1. Perasaan intelektual : berkenaan dengan pengetahuan.

2. Perasaan estetis : berkenaan dengan keindahan.

3. Perasaan etis : berkenaan dengan kebaikan

4. Perasaan diri : berkenaan dengan harga diri

5. Perasaan sosial : berkenaan dengan kelompok masyarakat

6. Perasaan religius : berkenaan dengan agama dan hubungan dengan Tuhan YME.

C. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi

Sebagai makhluk biokultural, manusia dapat dipelajari dari berbagai segi ilmu, baik dari ilmu kasar seperti, fisiologi, biokimia, patologi, psikobiologi, maupun ilmu kepribadian, seperti kemasyarakatan, psikologi sosial, kesenian dan lain-lain.

D. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya

Dimana manusia adalah makhluk yang hidupnya memiliki keterikatan dengan lingkungannya. Hidup manusia dapat menjadi tiga taraf, yaitu estetis dimana manusia menangkap dunia sekitarnya dan mengungkapkan kembali dalam lukisan , tarian atau karya seni lainnya, etis dimana manusia dapat menentukan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan kehidupan estetis dan religius dimana menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhan.

C. Kepribadian Bangsa Timur

Menurut Francis L.K Hsu ada konsepsi bahwa di dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya mengandung delapan daerah yang seolah plah seperti lingkaran konsentris sekitar diri sendiri yang dapat dijelaskan dari dalam keluar yakni

· :No 7 dan No 6 : daerah tak sadar dan sub sadar yang keduanya terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak ke dalam dan tidak disadari oleh individu

· No 5 : kesadaran yang tak dinyatakan yang terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu tetapi disimpan di dalam jiwanya oleh karena berbagai hal.

· No 4 : kesadaran yang dinyatakan dimana terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu dan dinyatakan secara terbuka.

· No 3 : lingkaran hubungan karib dimana berisi konsepsi tentang benda , hewan atau manusia yang dapat diajak bergaul secara mesra dan karib

· No 2 : lingkarang hubungan berguna dimana berisi konsepsi tentang benda , hewan atau manusia yang dapat didasarkan pada fungsi kegunaan dari benda, hewan atau manusia tersebut.

· No 1 : lingkaran hubungan jauh dimana berisi dari pikiran dan sikap manusia mengenai benda ,alat-alat dan manusia yang ada dalam kebudayaan namun jarang sekali mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.

· No 0 : lingkaran dunia luar dimana berisi pikiran-pikiran yang hampir sama dengan no 1 namun lebih ditanggapi dengan sikap masa bodoh.

D. Pengertian Kebudayaan

Secara umum, kebudayaan dapat diartikan “ segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya ; atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.

Secara praktis kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama dimana terwujud dalam tiga sistem kebudayaan yaitu :

· Sistem ideologi yang meliputi etika, norma , atas istiadat dan peraturan hukum sebagai pengarahan untuk sistem sosial.

· Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial dalam masyarakat.

· Sistem teknologi meliputi segala perhatian dan penggunaan teknologi.

E. Unsur-Unsur Kebudayaan

C.Kluckhohn dalam karyanya “Universal Categories of Culture” mengemukakan bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :

1. Sistem religi : berhubungan dengan agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan : berhubungan dengan sosial masyarakat.

3. Sistem pengetahuan : berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sisyem-sistem ekonomi : berhubungan dengan pekerjaan dan tingkat ekonomi manusia.

5. Sistem teknologi dan peralatan : berhubungan dengan hasil teknologi berupa peralatan untuk membantu kerja manusia,

6. Sistem bahasa : berhubungan dengan bahasa baik dalam lisan maupun tulisan.

7. Sistem kesenian : berhubungan dengan keindahan dari hasil karya manusia.

F. Wujud Kebudayaan

Berdasarkan dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :

Wujud ini disebut sistem budaya, bersifat abstrak, tidak dapat dilihat dan berpusat pada pikiran manusia atau warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.

2. Kompleks aktivitas :

Wujud ini sering disebut sistem sosial dimana wujud ini berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan dan bergaul, bersifat konkret, dapat diamati dan diobservasi.

3. Wujud sebagai benda :

Kebudayaan dapat berwujud benda yang diam hingga benda yang bergerak, baik yang dipergunakan manusia dalam proses kebudayaan itu sendiri maupun benda yang dihasilkan oleh kebudayaan manusia itu sendiri.

G. Orientasi Nilai Budaya

Sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan secara universal menyangkuti lima pokok kehidupan manusia yaitu:

1. Hakekat Hidup Manusia (MH)

Hakekat hidup pada setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, dimana ada kebudayaan yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang yang mengisi hidup.

2. Hakekat Karya Manusia (MK)

Pada setiap kebudayaan hakekat karya manusia memiliki arti berbeda-beda,

ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, kedudukan atau kehormatan, dll.

3. Hakekat Waktu Manusia

Hakekat waktu pada setiap kebudayaan berbeda dimana ada yang mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini dan masa depan.

4. Hakekat Alam Manusia

Ada kebudayaan dimana manusia diajarkan untuk memanfaatkan keadaan dan hasil alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang mengajarkan bahwa manusia harus hidup harmonis dengan alam.

5. Hakekat Hubungan Manusia

Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, dan ada pula yang berpandangan individualistis.

H. Perubahan Kebudayaan

Terjadinya perubahan kebudayaa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

3. Adanya difusi kebudayaan baik itu dengan masuknya kebudayaan baru, maupun dengan adanya penemuan-penemuan baru, seperti teknologi dan inovasi.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain sistem politik, kekuasaan , dll. Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dnegan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Beberapa masalah yang menyaangkut perubahan kebudayaan tersebut :

A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima

B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima

C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang baru

D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibatu akulturasu tersebut

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan yang baru, antara lain :

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontal dengan kebudayaan dan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

2, Pada suatu kebudayaan yang memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan, penerimaan unsur tersebut akan mengalami penyaringan dan hambatan sesuai dengan nilai yang ada.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat.

4. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan diterimanya unsur kebudayaan baru tersebut.

I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan adalah manusia sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.

Dari sisi lain hubungan manusia dengan kebudayaan ini dapat dipandang dan dinyatakan sebagai dialektis yang berarti saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu l

1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.

2. Obyektivasi , yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.

3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia, dimana maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik dimasyarakatnya.

Komentar :

Manusia dan kebudayaan memiliki suatu kaitan yang sangat erat dimana manusia adalah pelaku dari kebudayaan dan kebudayaan adalah obyek yang dilakukan oleh manusia. Kebudayaan adalah hasil dari kehidupan manusia yang secara turun temurun menghasilkan suatu kebiasaan yang lambat laun menjadi kebudayaan. Berbicara tentang kebudayaan, kebudayaan memiliki beberapa unsur yang dimana unsur-unsur tersebut diambil dari pedoman-pedoman dan ada dalam perilaku manusia yang menjalankan kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan memiliki berbagai wujud baik itu sebagai pedoman, adat istiadat, benda, maupun kebiasaan-kebiasaan. Manusia hidup dalam lingkup kebudayaannya.

Kebudayaan itu memiliki nilai-nilai yang sejak awal kemunculannya selalu dipegang erat oleh masyarakat yang menjalankannya, dan manusia sebagai pelaku dari kebudayaan itu sendiri harus menjaga nilai-nilai kebudayaan itu agar tetap selalu lestari adanya. Penjagaan nilai-nilai kebudayaan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara , interaksi antar manusia dalam suatu kebudayaan salah satunya, dengan interaksi antar manusia ini masyarakat dalam suatu kebudayaan akan selalu mengisi dan melengkapi nilai-nilai kebudayaan dalam diri masing-masing individu dalam kebudayaan itu sendiri.

Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan berjalannya waktu nilai-nilai kebudayaan akan mulai memudar, meski nilai-nilai tersebut dapat dipertahankan, namun bukan tidak mungkin akan ada nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan lain yang mendekat bahkan memasuki kebudayaan itu, hal ini yang di kemudian hari akan menjadi jalan bagi perubahan suatu kebudayaan. Suatu kebudayaan bila dimasuki oleh unsur-unsur kebudayaan yang baru memiliki 2 pilihan yaitu menolak secara terang-terangan atau menerima, tetapi cenderung apabila menerima unsur-unsur kebudayaan baru itu, nilai-nilai kebudayaan yang lama akan mati. Dan disinilah pentingnya penyaringan akan unsur-unsur kebudayaan yang baru ini, agar nilai-nilai kebudayaan yang telah ada tidak mati atau terganti dengan nilai-nilai yang baru.

Manusia sebagai individu yang dilengkapi dengan akal, budi, dan pikiran yang pasti memiliki tujuan dan pedoman. Kebudayaaan memiliki orientasi-orientasi dimana orientasi-orientasi merupakan pedoman-pedoman dari kehidupan manusia, seperti waktu, karya, hubungan antar manusia, alam tempat hidup manusia bahkan kehidupan manusia itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar